Wednesday, January 7, 2009

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran 

A.Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigm masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet.  

Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentange-learning (Utomo, 2001) e-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer (Soekartawi, 2003).

Karena itue-learning sering disebut juga dengan on-line course. Dalam berbagai literaturee-learning tidak dapat dilepaskan dari jaringan Internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian ide dan gagasan pembelajaran.

Namun dalam perkembangannya masih dijumpai kendala dan hambatan untuk mengaplikasikan sistem e-learning ini, antara lain :

a)      Masih kurangnya kemampuan menggunakan Internet sebagai sumber pembelajaran

b)      Biaya yang diperlukan masih relativ mahal untuk tahap-tahap awal

c)      Belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran  melalui Internet dan

d)     Belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu (Soekartawi, 2003). 

Selain kendala dan hambatan tersebut di atas, kelemahan lain yang dimiliki oleh system e-learning ini yaitu hilangnya nuansa pendidikan yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, karena yang menjadi unsur utama dalam e-learning adalah pembelajaran.

Maka dengan melihat kelemahan dan kekurangan tersebut, para ahli berusaha menjawab fenomena ini dengan mengembangkan sisteme-education.Sistem ini telah didiskusikan secara aktif pada beberapa dekade terakhir ini. Pengembangan sisteme-education ini telah memberi inspirasi untuk mengembangkane-media secara optimal guna percepatan pemerataan layanan pendidikan kepada masyarakat (Oetomo dan Priyogutomo, 2004). Dimana selain masyarakat memperoleh pendidikan melalui pendidikan formal, juga didukung oleh pendidikan melalui e-media,sebagai wujud dari pendidikan yang mandiri. 

e-Education dengan pemanfaatane-media,juga ditujukan untuk mengatasi persoalan e-learning, dimana e-media dapat dijadikan alternative terdekat  jika tidak ada koneksi ke Internet.

 

B.Peranan Media Ajar dalam Proses Pembelajaran

 

Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefiniskan sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mencakup beberapa tahapan, seperti :

1.Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar (PBM), yang berkaitan dengan strategi yang akan digunakan oleh pengajar dalam menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM. 

2.Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan langlah-langkah

pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan  tentang media ajar yang akan digunakan. 

3.Strategi pelaksanaan proses balajar mengajar, berhubungan dengan pendekatan system pengajaran yang benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar. 

Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian mahasiswa dalam PBM, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137).

Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986), mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :

  • Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.
  • Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.
  • Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis :

  1. Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide.
  2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.

Sementara itu, selain media-media tersebut di atas, di lembaga pendidikan kehadiran perangkat komputer telah merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan disosialisasikan untuk menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Di sisi lain sangat banyak  pengguna jasa dibidang komputer yang mengharapkan dapat membantu mereka baik sebagai tutor, tutee maupun tools yang belum mampu dipenuhi oleh tenaga yang profesional dibidangnya yang dihasilkan  melalui lembaga pendidikan yang ada.  Hal ini juga dikeluhkan oleh para pengajar terhadap kemampuan untuk memahami, mengimplementasikan, serta mengaplikasikan pengajaran  sejalan dengan tuntutan kurikulum karena keterbatas informasi dan pelatihan yang mereka peroleh.

Komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi (IPTEK) yang mencakuptutor, tutee dan toolsdalam implementasi dan aplikasi  bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh BJ Habibie bahwa dewasa ini tidak ada satu disiplin ilmu pengetahuan yang tidak menggunakan cara berfikir analitis, matematis, dan numerik(Baisoetii, 1998). Kenyataan ini menunjukan bahwa peran

komputer akan menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar, terutama dalam penataan kemampuan  berfikir, bernalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang sangat kompetitif.

 

Salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar adalah keterampilan  mengajak dan membangkitkan mahasiswa berpikir kritis.  Kemampuan itu didukung oleh  kemampuan pengajar dalam menggunakan media ajar. (Daniel, Jos,1986). Peranan pengajar sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dalam pengembangan kegiatan belajar mahasiswa, pengajar harus dapat meransang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi mahasiswa, menumbuhkan aktivitas dan kereativitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar (Slameto,1988).

 

C.Strategi Pengembangan “Computer Aided Instruction”

 

Dalam makalah ”e-Learning di Indonesia dan prospeknya dimasa mendatang”, Soekartawi menyatakan bahwa dalam banyak hal, suksesnya program e-learning sangat tergantung dari penilaian apakah : (a)e-learning itu sudah menjadi suatu kebutuhan; (b) Tersedianya infrastruktur pendukungnya; (c) Tersedianya fasilitas jaringan Internet; (d) Perangkat lunak pembelajaran; (e) Kemampuan dan keterampilan orang mengoperasikannya; (f) Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program e-learning tersebut (Soekartawi, 2003).

Dalam mendukung sisteme-education, dalam makalah “Kajian terhadap Model e-Media dalam Pembangunan Sistem e-Education”, Oetomo dan Priyogoutomo mecoba untuk melakukan penelitian berkaitan dengane-media yang sering digunakan, yang paling favorit serta yang menjadi harapan dan disukai oleh peserta didik dalam usahanya untuk mengembangan wawasan dan pengetahuannya, maka hasil yang diperoleh media-media tersebut antara lain : kaset (program pengajaran), CD MP3, VCD dan Internet (Oetoma dan Priyogutomo, 2004).

Dengan melakukan survey kepada peserta didik akan dapat diketahui media yang tapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses balajar mengajar, baik yang berlangsung di kelas, maupun dirumah masing-masing peserta didik. 

 

D.Model e-Media

 

e-Media adalah singkatan darielectronic media, artinya media yang berbasikan pada peralatan elektronik. e-Mediaberkembang sangat variatif, seiring dengan perkembangan media-media elektronik, sepertie-media konvensional berupa kaset rekaman pengajaran dan program TV pendidikan, e-media berbasis komputer terdiri dari CD, CD MP3, VDC dan DVD, serta e-media berbasis internet sepertie-news, e-Journal, e-Book, e-Consultant, Chatting, Newsgroup dan lain sebagainya (Oetoma dan Priyogutomo,2004).

 

Salah satu faktor keberhasilan proses komunikasi adalah penggunaan media. Peluang ini ditangkap dan dilihat oleh para ahli untuk mengembangkan bentuk-bentuke-media, yang bertujuan untuk memberi alternatif model pendidikan yang tidak terikat oleh tempat dan waktu. 

 

 

E.Pengajaran Berbantuan Komputer

 

Dengan berkembangnya teknologie-media,sebagai media pendiddikan, maka sarana danprasarana untuk pemanfaatannya juga berkembang, salah satu sarana tersebut adalah komputer.

Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan batuan komputer ini proses pengajaran berjalan lebihinteraktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang mandiri.

Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namunsecara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitucomputer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT).

1.   Computer-based Training (CBT)

CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CD-ROM dandisk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan mediaini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia danprogram aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya. 

Dengan CBT, proses pendidikan melaluiclassroom tetap dapat terlaksana, sehingga interaksidalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu oleh kemandirian peserta didikdalam memanfaatkan CBT.

2. Web-based training (WBT)

Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengane-learning, dalam metoda iniselain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).

 

F.Pengorganisasian Materi Ajar 

 

Dalam pengorganisasian materi ajar, ada beberapa metoda yang digunakan, antara lain yangpopuler digunakan (Horton, 2000) :

 

a.Classic Tutorial

Dalamclassic tutorial seorang peserta didik memulai sebuah materi ajar dari pengenalan materi, kemudian melalui beberapa tahap proses samapi ke tingkat mahir konsep dan keahlian. 

Arsitektur sistem ini adalah :

Gambar 1. Arsitektur Classic Tutorial

 

b.Knowledge-paced tutorial

Pada sistem ini peserta ajar diajak untuk mempersiapkan materi ajar terlebih dahulu, kemudian dilakukan tes awal pada setiap topik  materi, yang mana tiap tes merupakan peningkatan materi tes sebelumnya. Sistem ini mempunyai arsitektur :

 

Gambar 2. Arsitektur Knowledge-paced Tutorial

 

c.Exploratiry Tutorial

Dalam metoda ini, setelah menerimaintroduction, selanjutnya learner dapat mengakses halaman depan ekplorasi materi ajar. Dari sini dapat dilakukan pengkasesan linked-document, basis data ataupun knowledge space. Arsitektur sistem ini adalah sebagai berikut

Gambar 3. Arsitektur Exploratiry Tutorial

 

d.Generated Lesson

Modelgenerated lesson, merupakan metoda materi ajar yang tergantung pada kemampuan peserta ajar dalam menjawab  tes dan kuisioner, pada awal materi yang akan menetukan materi apa yang akan diterima selanjutnya. Metoda ini lebih dikenal dengan sebutan individual learner, karena setiap peserta akan memperoleh urutan materi yang berbeda, tergantung dari hasil tes awal yang dilakukan. Struktur sistem ini adalah sebagai berikut :

 

 

Gambar 3. Arsitektur Generated Lesson

 

G.Impelementasi E-Learning

 

Keberhasilan pemanfaatanE-Learning environment yang terintegrasi tidak lepas dari berbagai aspek seperti tools teknologi informasi yang digunakan, desaincontent, metode serta perilaku belajar-mengajar mahasiswa maupun dosen dan lain-lain.

Persoalan utama yang sering dihadapi oleh setiap universitas pada saat akan mengembangkan e-Learning adalah keterbatasan Bandwidth serta biaya operasional yang sangat tinggi, sehingga sampai hari ini hanya beberapa universitas besar saja di dunia yang mampu mengimpemntasikannya secara maksimal, seperti kerjasama e-leraning antara MIT dengan Singapore National University  dalam program Twin Graduate mereka, dengan teknologi Teleconference. Barangkali kita masih ingat pada saat Presiden RI menyelenggarakan Sidang Kabinet dengan teknologi Teleconference, menghabiskan biaya ratusan juta Rupiah, bagaimana jika teknologi ini dimpelemtasikan dalam e-learning?

Dalam penggunaan Bandwidth, terutama untuk aplikasi multicasting untuk kebutuhan teleconference adalah salah satu hambatan dalam membangun e-learning, berikut adalah ilustrasi  penggunaan bandwidth untuk masing-masing aplikasi e-learning :

 

Gambar 4. Penggunaan Bandwidth dala aplikasi e-learning

 

Infrastruktur yang mendukung di dalam kampus sendiri juga harus memadai, karena kebutuhan bandwith yang besar, dengan kecepatan transfer data yang tinggi, jelas menuntut ketersediaan infrastruktur yang reliabel (High Speed Networking). 

Beberapa infrastruktur yang harus tersedia dalam membangun e-learning system antara lain:

1.Infrastruktur untuk konversi data video analog ke video digital

Infrastruktur ini digunakan untuk proses akuisisi data video untuk di multicasting-kan ke dalam jaringan.

Gambar 5. Infrastruktur untuk aplikasi realtime teleconference

 

2.Infrastruktur sistem untuk impelementasi buffer display

Perangkat inii dibutuhkan pada saat data video disalurkan melalui jaringan, maka

kemmungkina munculnya lossless data kan besar, maka untuk memperbaiki lossless tersebut dibuthkan perangkat tambahan, untuk meminimalisai efek latensi dan jitter pada saat data ditransmisikan.

Gambar 6. Buffer untuk mengurangi latency dan jitter

 

3.Pola pengiriman data video, karena pola ini menetukan dukungan infrastruktur yang harus digunakan. Dalam pola aliran data video ini, dapat digunakan tiga metoda, antara lain :

a.Pola Point to Multipoint Bidirectional Application

Pola point to Multipoint Bidirectional Application digunakan untuk mendukung proses pembelajaran real-time jarak jauh dengan memanfaatkan bandwidth teleconference, dimana setiap client mempunyai peranan yang sama. Dalam hal ini terjadi interaksi secara langsung antara pengajar deengan mahasiswa, dan  komunikasi data video berlangsung dalam dua arah (bidirectional)

Gambar 7. Rancangan aplikasi Point to Multipoint bidirectional

 

b.Pola Point to Multipoint Unidirectional Application

Pola point to Multipoint unidirectional application dimafaatkan untuk proses pembelajaran yang tidak mengundang interkasi langsung antara dosen dengan mahasiswa, dalam hal ini aliran data video berjalan satu arah saja (unidirectional). Pada Implementasinya data video yang telah didigitalisasi disimpan di dalam sebuah server, yang kemudian akan didistribusikan pada jaringan pada saat perkuliahan akan dilaksanakan, dan mahasiswa dapat mengakses data ini melalui desktop masing-masing. 

 

 

Gambar 8. Aplikasi point to multipoint unidirectional

 

c.Pola Point to Point Unidorectional Apllication

Pola ini adalah pola yang sering digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh

(distance learning), dimana komunikasi data video dilakukan secara point ot point

dari server ke client, kemudian dari client ini di displaykan kepada mahasiswa yang ditempatkan dalam satu ruangan presentasi video. Dalam hal ini perkuliahan

berlangsung secara pasif, tanpa adanya interaksi langsung antara mahasiswa dengan dosennya.

Gambar 9.  Aplikasi poin to point unidirectional application


Di Indonesia, e-learning yang berkembang baru hanya sebatas transfer ”e-learning

content”, sehingga komunikasi berlangsung satu arah, dimana mahasiswa dapat mendownload materi kuliah melalui situs masing-masing universitas, karena masih tingginya biaya operasional untuk aplikasi komunikasi data video.

 

Daftar Pustaka

Baisoetii. (1998).Komputer dan Pendidikan.Yogyakarta. 

Coser, et.al. 1983.Intoduction to Sociology, Harcourt Brace Javnovich, Inc, Florida. 

Daniel, Jos (1986).Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan. (2002)Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 

Hasbullah, 2003.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada.

Hamalik, Oemar (1986).Media Pendidikan.Bandung : Penerbit Alumni

Horton, William. 2000.Designing Web Based Training,John Wiley & Son Inc. USA.

Johnson W. And Johnson R.T. (1989). Effect of Cooperative and Individualistic Learning Experiences on Iterethnic Interaction Jurnal of Educational Psychologi Vol 73. Joyce. 13. WeiI M & Showers. B (1992).Models of Teaching.Massachussetts Allyn and Bacon.

Oetomo, B.S.D dan Priyogutomo, Jarot. 2004. Kajian Terhadap Model e-Media dalam Pembangunan Sistem e-Education, Makalah Seminar Nasional Informatika 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Februari 2004. 

Rossett, Allison, 2002.The ASTD E-Learning Handbook, McGraw-Hill Companies Inc, New York, USA.

Sadiman, Arif, dkk. (1986).Media Pendidikan, Pengertian, pengembangan dan

pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press.

Slameto (1988) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka, Cipta, Jakarta

Soekartawi, 2003,e-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang, Makalah Seminar

Nasional ‘e-Learning perlu e-Library’ di Universitas Petra Surabaya pada 3 Februari 2003.

Suleiman, A.Hamzah. (1985).Media Audio-Visual. Jakarta : Penerbit Gramedia

Surendro, Kridanto. 2004. Pengembangan Aplikasi Learning Content Management System untuk

Mendukung Proses Pembelajaran Jaraj Jauh. Makalah Seminar Nasional Informarika 2004

di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Februari 2004. 

Syah, Muhibbin. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosda karya

Tailor, John. (1983). Computer in The Classroom. Addison Wesley. 

Utomo, Junaidi. 2001.Dampak Internet Terhadap Pendidikan : Transformasi atau Evolution.

No comments: