Tuesday, November 9, 2010

KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan
kalkulator dan “blue jean”, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata
keseluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi
pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa puluh
tahun. Everett M. Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang
dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan
bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat
diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial
(gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat
tersebarnya inovasi.
2. Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak
sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan
diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Misalnya
penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan
agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebar
inovasi akan terhambat. 80
3. Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti
dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi
yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat
proses penyebarannya. Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak
mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui kuman,
diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan memasak air yang
akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika diminum dapat
menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar diterima. Makin mudah
dimengerti suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat.
4. Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima. Suatu inovasi yantg dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat
daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Misalnya
penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh
masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu menanam dan dapat
melihat hasilnya.
5. Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil
inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat
diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati
hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat. Misalnya penyebarluasan
penggunaan bibit unggul padi, karena petani dapat dengan mudah melihat
hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk 81
memutuskan mau menggunakan bibit unggul yang diperkenalkan. Tetapi
mengajak petani yang buta huruf untuk mau belajar membaca dan menulis
tidak dapat segera dibuktikan karena para petani sukar untuk melihat hasil
yang nyata menguntungkan setelah orang tidak buta huruf lagi.

Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya
penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat
merupakan kombinasi dari berbagai macam atribut (Zaltman, 1973: 32-50). Untuk
memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses penerimaan
(adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang dikemukakan
Zaltman, sebagai berikut:
2. Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh
pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (penggunaan) maupun pembiayaan
untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa biasanya
tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas inovasi itu sendiri.
Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan
pribadi anak, kemandirian dalam usaha (belajar) mempunyai nilai positif,
tetapi karena pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
3. Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi di
bidang perusahaan atau industri. Artinya suatu inovasi akan dapat
dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah
dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidikan atribut ini 82
sukar dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat diketahui dengan
nyata dalam waktu relatif singkat.
4. Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat
menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah/hambatan.
5. Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung
resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi
6. Mudah dikomunikasikan, Inovasi akan cepat diterima bila isinya mudah
dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
7. Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari
kesesuainnya dengan nilai-nilai (value) warga masyarakat.
8. Kompleksitas, inovasi yang dapat mudah digunakan oleh penerima akan
cepat tersebar dengan cepat
9. Status ilmiah, Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan
oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti
atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya
10. Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila
dirasakan itu hal yang baru bagi mereka
11. Dapat dilihat kemanfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati
akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang
sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat
12. Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan makin cepat diterima
oleh masyarakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya. 83
13. Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat mudah diterima apabila
waraga masyarakat dikutsertakan dalam setiap proses yang dijalani.
14. Hubungan interpesonal. Maka jika hubungan interpersonal baik, dapat
mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi. Dengan hubungan yang
baik maka orang yang menentang akan menjadi bersikap lunak, orang
simpati akan menjadi tertarik dan orang yang tertarik akan menerima
inovasi.
15. Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privateness). Inovasi
yang bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima
daripada inovasi yang ditujukan pada kepentingan sekelompok orang saja.
16. Penyuluh inovasi (gatekeepers). Untuk melancarkan hubungan dalam usaha
mengenalkan suatu inovasi kepada organisasi sampai organisasi mau
menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi
penyuluh inovasi. Misalnya untuk pelaksanaan program KB, maka
diperlukan orang-orang yang bertugas mendatangi warga masyarakat untuk
menjelaskan perlunya melaksanakan program KB. Tersedianya penyuluh
inovasi akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para
pendidik dapat menganalisa inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan,
sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat
proses penerimaan inovasi. 84
B. STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
1. Pengantar
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan
program perubahan sosial adalah ketepatan penggunaan strategi, tetapi
memilih strategi yang tepat bukan pekerjaan yang mudah. Sukar untuk
memilih satu startegi tertentu guna mencapai tujuan atau target perubahan
sosial tertentu, karena sebenarnya berbagai macam strategi itu terletak pada
suatu continum dari tingkat yang paling lemah (sedikit) tekanan paksaan dari
luar, ke arah yang paling banyak (kuat) tekanan (paksaan) dari luar, dan dapat
digambarkan dengan bagan sebagai berikut:





(Zaltman, 1977)

Biasanya sukar menentukan bahwa suatu strategi tertentu ada
pendidikan, bujukan, fasilitas, atau paksaan (power), karena pada
kenyataannya tidak ada batasan yang jelas untuk membeda-bedakan strategi
tersebut. Misalnya startegi fasilitatif mungkin juga digunakan dalam strategi
pendidikan atau mungkin juga digunakan dalam strategi bujukan. Namun
demikian jika pelaksanaan pogram perubahan sosial memahami berbagai
Tekanan dari luar
Paling lemah
Tekanan dari luar
Paling kuat
Pendidikan
(educative)
Paksaan
(power)
Bujukan
(persuasive)
Fasilitative 85
macam strategi, akan dapat memilih dan menentukan strategi mana yang akan
diutamakan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial tertentu, walaupun
sebenarnya ia kan mengkombinasikan berbagai macam strategi.

2. Empat Macam Strategi Inovasi
Pada kesempatan ini akan dibicarakan 4 macam strategi perubahan
sosial yaitu: strategi fasilitatif (facilitative strategies), strategi pendidikan (re-
educative strategies), strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi
paksaan (power strategies).

a. Strategi Fasilitatif
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi
fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah
ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program
perubahan sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar.
Strategi fasilitatif ini akan dapat dilaksnakan dengan tepat jika
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan
(klien):
- mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari
target perubahan (tujuan).
- merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan
- bersedia menerima bantuan dari luar dirinya 86
- Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau
memperbaiki dirinya
(2) Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program
menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga
bantuan yang diperlukan.
(3) Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang
rendah terhadap usaha perubahan sosial.
(4) Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha
perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk
memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.
(5) Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran
yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di
masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang
diperlukan.
(6) Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar
pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial,
berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
(7) Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat
diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial
karena kekurangan sumber dana dan tenaga.
(8) Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas
yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu. 87
(9) Strategi fasilitatif kurang efektif jika:
- digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk
menentang adanya perubahan sosial.
- perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka
dari klien untuk menerima perubahan

Sebagai gambaran agar dapat memahami dasar-dasar atau pedoman
penggunaan strategi fasilitatif tersebut, marilah kita lihat bersama seandainya
strategi fasilitatif itu akan digunakan untuk memperbaharui bidang
pendidikan. Dengan adanya kurikulum baru dengan pendekatan keterampilan
proses maka perlu ada perubahan atau pembaharuan kegiatan belajar
mengajar. Jika untuk keperluan tersebut digunakan pendekatan fasilitatif
berarti mengutamakan program pembaharuan itu dengan menyediakan
berbagai macam fasilitas dan sarana yang diperlukan. Tetapi fasilitas dan
sarana itu tidak akan banyak bermanfaat dan menunjang perubahan jika para
guru atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran perubahan tidak memahami
masalah pendidikan yang dihadapi, tidak merasa perlu adanya perubahan pada
dirinya, tidak perlu atau tidak bersedia menerima menerima bantuan dari luar
atau dari lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha
pembaharuan. Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada sia-sia.
Oleh karena itu sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diiringi dengan
program untuk membangkitkan kesadaran pada klien (sasaran perubahan)
akan perlunya perubahan serta perlunya memanfaatkan semaksimal mungkin 88
fasilitas dan bantuan tenaga yang disediakan. Demikian pula seandainya
dalam pembaharuan kurikulum tersebut disediakan berbagai macam fasilitas
media instruksional dengan maksud agar pelaksanaan kurikulum baru dengan
pendekatan keterampilan proses dapat lancar, tetapi ternyata para guru sebagai
sasaran perubahan belum memiliki kemampuan untuk menggunakan media,
maka perlu diusahakan adanya kemampuan atau peranan yang baru yaitu
sebagai pengelola atau sebagai pemakai media institusional. Apalagi jika
fasilitas disediakan sedangkan sebagian besar sasaran perubahan menolak
adanya pembaharuan, maka jelas bahwa fasilitas itu akan sia-sia.

b. Strategi Pendidikan
Perubahan sosial didefinisikan sebagai pendidikan atau pengajaran
kembali (re-education) (Zaltman, Duncan, 1977:111). Pendidikan juga dipakai
sebagai strategi untuk mencapai tujuan perubahan sosial. Dengan
menggunakan strategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan sosial
dengan cara menyampaikan fakta dengan maksud orang akan menggunakan
fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Dengan dasar pemikiran bahwa manusia akan mampu untuk membedakan
fakta serta memilihnya guna mengatur tingkah lakunya apabila fakta itu
ditunjukkan kepadanya. Zaltman menggunakan istilah ”re-education” dengan
alasan bahwa dengan strategi ini mungkin seseorang harus belajar lagi tentang
sesuatu yang dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum
mempelajari tingkah laku atau sikap yang baru. Dengan menggunakan strategi 89
pendidikan berarti tidak menutup kemungkinan untuk digunakannya strategi
yang lain sesuai dengan keperluan.
Agar penggunaan strategi pendidikan dapat berlangsung secara efektif,
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan
situasi sebagai berikut:
(a) apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam
waktu yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah)
(b) apabila sasaran perubahan (klien) belum memeiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program
perubahan sosial.
(c) apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan.
(d) apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola
tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru.
(e) apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui
dan dimengerti atasa dasar sudut pandang klien sendiri, serta
diperlukan adanya kontrol dari klien.
2. Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif
jika: 90
(a) digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai
untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan
tujuan perubahan sosial yang akan dicapai.
(b) disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya:
sumbangan dana, donatur, serta berbagai penunjang yang lain.
(c) digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau
kembali ke keadaan sebelumnya.
(d) digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara
gejala dan masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan
bahwa masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya
perubahan.
3. Strategi pendidikan akan kurang efektif jika:
(a) tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan
pendidikan
(b) digunakan dengan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain.

c. Strategi Bujukan
Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan,
artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk
(merayu) agar sasaran perubahan (klien), mau mengikuti perubahan sosial
yang direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk mengikuti perubahan
dengan cara memberikan alasan, mendorong, atau mengajak untuk mengikuti 91
contoh yang diberikan. Strategi bujukan dapat berhasil berdasarkan alasan
yang rasional, pemberian fakta yang akurat, tetapi mungkin juga justru dengan
fakta yang salah sama sekali (rayuan gombal). Tentu saja yang terakhir ini
hasilnya tidak akan tahan lama bahkan untuk selanjutnya akan merugikan.
Strategi bujukan biasa digunakan untuk kampanye atau reklame pemasaran
hasil perusahaan. Demikian pula sering terjadi dalam komunikasi antar
individu di masyarakat, walaupun kadang-kadang tanpa disadari bahwa dia
melakukan atau menggunakan strategi bujukan.
Untuk berhasilnya penggunaan strategi bujukan perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
(1) Strategi bujukan tepat digunakan bila klien (sasaran perubahan):
(a) tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial
(b) berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak pperubahan sosial.
(c) diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari suatu
kegiatan atau program ke kegiatan atau program yang lain
(2) Strategi bujukan tepat digunakan jika:
(a) masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah
kurang fektif.
(b) pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara
langsung terhadap klien. 92
(c) sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi menganggap
mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan.
(d) perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak dapat
diamati kemanfaatannya secara langsung.
(e) dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat
awal diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan.

d. Strategi Paksaan
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi
paksaan, artinya dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk
mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil
target yang diharapkan. Kemampuan untuk melaksanakan paksaan tergantung
daripada hubungan kontrol antara pelaksana perubahan dengan sasaran
(klien). jadi ukuran hasilnya target perubahan tergantung dari kepuasan
pelaksanaan perubahan. Sedangkan kekuatan paksaan artinya sejauh mana
pelaksana perubahan dapat memaksa klein tergantung dari tingkat
ketergantungan klien dengan pelaksana perubahan. Kekuatan paksaan juga
dipengaruhi berbagai faktor antara lain: ketatnya pengawasan yang dilakukan
pelaksana perubahan terhadap klien. Tersedianya berbagai alternatif untuk
mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana (biaya)
untuk menunjang pelaksanaan program, misalnya untuk memberi hadiah
kepada klien yang berhasil, atau menghukum yang tidak mau dipaksa. 93
Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
(1) strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses
perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya.
(2) strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu
untuk berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
(3) strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang
untuk mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak
mampu mengadakannya.
(4) strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang dharapkan
harus terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus
segera tercapai.
(5) strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan
terhadap perubahn sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial
sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.
(6) strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima
perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi
(7) strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan
percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan.

Dalam pelaksanaan program perubahan sosial sering juga dipakai
kombinasi antara berbagai macam strategi, disesuaikan dengan tahap
pelaksanaan program serta kondisi dan situasi klien pada berlangsungnya 94
proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan
sosial.
Dalam buku yang ditulis oleh J. Loyd Trum dan William Geogiades
yang berjudul ”How to Change Your School” (1978) diuraikan tentang
petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah. Uraian ini akan membantu
jika mengalami kesukaran untuk menentukan teknik dan strategi mana yang
paling tepat untuk memperbaiki sekolah. Misalnya untuk menjawab
pertanyaan antara lain: Perubahan apa yang tepat untuk meningkatkan mutu
sekolah kita? Inovasi yang mana yang tepat untuk diimplementasikan? Data
apa saja yang diperlukan untuk menunjukkan pengaruh inovasi terhadap
program sekolah, siswa, guru, administrator, dan orang tua serta warga
masyarakat yang dilayaninya?
Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah dapat diuraikan sebagai
berikut:
(1) Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan.
Apa yang diperlukan sehingga perlu ada perubahan? Adakah hal-hal lain
yang ikut menunjang penerapan inovasi? Untuk mempermudah perumusan
tentang kebutuhan dan inovasi yang akan diterapkan, disarankan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Apakah Anda akan:
- mengatur sistem kepenasehatan siswa?
- mengubah cara kerja konselor? 95
- mengumpulkan data untuk digunakan sebagai bahan mendiagnosa
dirinya sendiri (self-diagnosis) oleh siswa, guru, dan supervisor yang
memeprhatikan bagaimana kelompok menggunakan waktu, dalam
kegiatan apa saja, dimana kegiatan dilakukan, dengan siapa dilakukan,
dan apa hasilnya, dengan tujuan agar dapt mengadakan rediagnosa
untuk mencapai perubahan yang konstruktif?
- mengembangkan pembagian tugas dewan guru dalam menunjang
kelancaran program sekolah (kejelasan tugas wakil kepala sekolah
bidang pengajaran, kesiswaan, sarana, dan sebagainya)?
- mengembangkan sistem pengelolaan seekolah agar program sekolah
dapat berjalan secara efektif di bawah pimpinan kepala sekolah?
- membagi wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah kepada para
guru, sehingga semua merasa ikut bertanggung jawab atas baik dan
buruknya sekolah?
- mengusahakan lebih produktif lagi dalam hal mendayagunakan waktu,
uang, fasilitas, personal dan berbagai macam sumber yang lain?
- mengembangkan cara menilai program sekolah yang lebih reliabel dan
valid (lebih andal dan shahih)?
- membantu orang tua murid atau yang lain untuk mengembangkan
sikap positif terhadap program sekolah dengan cara meningkatkan
saling pengertian serta ikut berpartsiapsi secara positif dalam kebiajakn
dan prosedur untuk memperbaiki sekolah? 96
- menambah, mengurangi atau merubah persyaratan kurikulum?
- menambah jumlah dan macam mata pelajaran pilihan?
- mengadakan minicourses (kursus singkat) atau menambah apa yang
suadah ada?
- memiliki pengalaman yang lebih mendalam lagi tentang belajar jarak
jauh?
- menyarankan lebih banyak lagi atau dikurangi pemberian pekerjaan
rumah bagi siswa?
- mengadakan studi tentang bagaimana hubungan antara jumlah uang
yang digunakan di sekolah dengan peningkatan produktivitas yang
dicapai setiap orang?
- mengubah tahun ajaran sekolah menjadi lebih lama atau lebih pendek.
- memperluas penggunaan sistem kredit?
- mengubah peraturan kehadiran guru dan siswa agar mereka dapat
bekerja dengan tempat yang memadai?
- menghubungkan antara besar kecilnya jumlah anggota kelompok siswa
dengan tujuan instruksional?
- menambah atau mengurangi jumlah siswa yang akan diterima di
sekolah?
- mengubah model bangunan gedung sekolah agar dapat
mendayagunakan berbagai fasilitas yang ada dengan efisien dan
efektif? 97
- menambah atau mengubah sesuati yang lain dalam arti mengusahakan
agar lebih sesuai dengan kebutuhan lokal, permasalahan yang ada,
kesempatan yang tersedia, dan personal yang ada?
Berikut ini ada beberapa pertanyaan penuntun untuk mempermudah anda
membuat keputusan tentang apa yang harus anda lakukan untuk
meningkatkan mutu sekolah:
(a) Apakah anda secara pribadi menggunakan cara pendekatan
komunikasi dua arah untuk memberikan motivasi kepada guru, siswa,
orang tua murid, warga masyarakat, dan juga pegawai kantor (tata
usaha) untuk mencari cara yang tepat guna meningkatkan efektivitas
proses belajar mengajar?
(b) Apakah anda dengan rekan-rekan telah mempertimbangkan sejumlah
besar alternatif dari segala macam aspek persekolahan yang mungkin
perlu dilengkapi atau disempurnakan?
(c) Adakah kebutuhan siswa, guru, dan orang di luar sekolah yang saat ini
belum dilayani oleh program sekolah?
(d) Data apa yang telah dimiliki atau mungkin akan segera diperoleh yang
akan membantu untuk memberikan motivasi perlunya ada inovasi?
(e) Bagaimana anda akan menentukan inovasi yang mungkin dapat
diterapkan dan mudah menanganinya sesuai dengan situasi di sekolah? 98
(f) Langkah positif yang mana yang dapat dilakukan untuk menekan
oposisi (perlawanan) yang selalu muncul dalam berbagai macam
bentuk dan tingkatan jika anda mengadakan perubahan atau inovasi?
(g) Bagaimana anda akan bersikap dalam situasi yang tidak dapat diatasi
atau merupakan dilema dan sukar diselesaikan?
(h) Maukah anda secara pribadi menerima beban tanggung jawab untuk
bekerjasama dengan orang lain dalam usaha menerapkan inovasi di
sekolah dimana anda bekerja?

(2) Gunakan metode atau cara yang memberi kesempatan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam usaha merubah pribadi maupun
sekolah.
Sebenarnya inovasi disekolah dengan mudah diterapkan jika para kepala
sekolah, guru, siswa, dan warga sekolah lainnya mau untuk melakukan
inovasi yang diharapkan. Merubah sekolah sebenarnya merubah orang
yang berada di sekolah. Berikut ini akan diuraikan tentang bagaimana guru
dan kepala sekolah yang akan mengadakan pembaharuan atau menerapkan
inovasi.
(a) Tujuan diadakannya inovasi pelu dimengerti dan diterima oleh guru,
siswa, serta orang tua dan juga masyarakat. Harus dikemukakan
dengan jelas mengapa perlu ada inovasi. Demikian pula tujuan inovasi
hendaknya dapat dirumuskan dengan jelas baik pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Jika semua tujuan dapat ditunjukkan dengan 99
jelas, maka guru, siswa, dan orang tua siswa akan mudah memahami
apa yang diharapkan oleh inovator. Usaha untuk memperjelas
informasi inovasi ini perlu mendayagunakan segala fasilitas yang ada.
(b) Motivasi positif harus digunakan untuk memberikan rangsangan agar
mau menerima inovasi. Motivasi dengan ancaman, dengan mengajak
agar orang mengikuti yang dilakukan oleh orang lain, atau dengan
menasehati agar orang menghindari kegagalan, belum tentu dapat
berhasil. Kepandaian untuk menganalisa tujuan serta potensi hasil
inovasi sangat diperlukan untuk memberikan motivasi yang tepat.
Apakah tujuan memang merupakan hal yang sangat perlu atau hanya
merupakan hal yang pantas untuk dicapai. Orang yang akan
memberikan motivasi kepada orang lain harus memperhatikan adanya
perbedaan individual. Usaha penerapan inovasi harus dapat diterima
oleh guru, dan siswa sebagai anggota masyarakat sekolah.
(c) Harus diusahakan agar individu ikut berpartisipasi dalam mengambil
keputusan inovasi. Guru, siswa, maupun orang tua siswa, diberi
kesempatan ikut berperan dalam mengambil keputusan menerima atau
menolak inovasi. Mereka diberi kesempatan memikirkan,
mendiskusikan, dan mempertimbangkan perlunya inovasi. Untuk
keperluan itu perlu dipersiapkan berbagai alternatif bagaimana cara
pemecahan masalah atau memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
Usahakan pemberian informasi yang sejelas-jelasnya tentang inovasi 100
(apa, mengapa, dan bagaimana), dengan menggunakan berbagai
macam fasilitas dan media yang ada. Demikian pula perlu
dikumpulkan data tentang kondisi dan situasi sekolah yang berkaitan
dengan inovasi, kemudain data dianalisa untuk menentukam cara atau
prosedur yang tepat dalam penerapan inovasi.
(d) Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi.
Kejelasan tujuan dan cara menilai keberhasilan penerapan inovasi,
merupakan motivasi yang kuat untuk menyempurnakan pelaksanaan
inovasi.
Disamping keempat hal tersebut perlu diperhatikan juga tentang urutan
langkah pelaksanaan program hendaknya dibuat dengan fleksibel. Artinya
jadual kegiatan disusun disesuaikan dengan menginagt perbedaan
individual baik dalam kemampuan, kesmepatan, dan kesibukan. Mereka
diharapkan dapat menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan tidak
harus dalam jumlah waktu yang sama dan dengan jenis kegiatan yang
sama. Yang sangat penting dibuat ialah kejelasan pembagian tugas. Harus
jelas terjadual: siapa harus mengerjakan apa dan kapan serta dimana.
Dalam manejemen terkenal dengan menggunakan pendekatan PERT
(program-evaluation-review-technique). Perlu juga dipikirkan tentang
kemungkinan terjadi penyimpangan atau kegagalan, dan dipersiapkan cara
menghindari atau menekan sekecil mungkin terjadinya penyimpangan
penerapan inovasi. 101
(3) Gunakan berbagai macam alternatif pilihan (option) untuk
mempermudah penerapan inovasi.
Hal ini dikemukakan berdasarkan pemikiran bahwa yang menerapkan
inovasi baik guru maupun siswa memiliki perbedaan individual. Jika suatu
menghendaki keseragaman untuk semua orang tentu akan mengalami
kesukaran. Tetapi makin banyak memberikan peluang untuk memilih
berarti akan makin memberikan peluang untuk ikut mengambil bagian
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Misalnya inovasi kurikulum
akan mudah diterapkan jika memberikan berbagai alternatif tentang
pemilihan mata pelajaran, ada yang wajib ada yang pilihan. Demikian pula
cara menilai atau penggunaan metode, makin banyak pilihan yang
disediakan guru makin mendapat kesempatan untuk mau melaksanakan
sesuai dengan kemampuan dan situasi kondisi setempat.

(4) Gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan penerapan inovasi.
Sebelum memulai merumuskan ide inovasi perlu diketahui dulu dengan
berdasarkan data yang akurat tentang kondisi dan situasi yang ada di
sekolah. Kemudian mencoba mencari masalah apa yang sebenarnya
dihadapi sekolah itu? Apakah dengan inovasi kurikulum, metode
mengajar, penggunaan media, evaluasi, dan sebagainya benar-benar akan
memecahkan permasalahan? Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan 102
kemungkian memecahkannya, kemudaian dibuatkan urutan prioritas mana
yang harus diusahakan lebih dulu.
Demikian pula untuk melancarkan pelaksanaan inovasi, perlu
menggunakan data hasil penelitian dan informasi dari berbagai sumber
yang dapat dipercaya. Misalnya dari penelitian diperoleh kesimpulan
bahwa ada hubungan yang positif anatra tingkat kesejahteraan dan
penerimaan inovasi. Makin sejahtera kehidupan seseorang makin mudah
menerima inovasi. Mungkin karena orang yang mampu makin berani
mengambil resiko, atau mungkin karena inovasi itu memerlukan biaya
maka yang mampu tentu saja lebih mudah menerima karena mampu
membiayai. Berdasarkan data tersebut maka perlu dipertimbangkan
penerapan inovasi di sekolah dengan melihat kemungkinan pelaksanaan
program kegiatannya berdasarkan kemampuan atau kondisi sekolah
tersebut. Usahakan cara yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan.

(5) Gunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya
penerapan inovasi.
Perubahn atau inovasi di sekolah memerlukan perspektif yang sangat luas.
Berbagai data dari berbagai bidang dan sudut pandang perlu
didayagunakan. Misalnya untuk mengadakan perubahan tentang cara
belajar siswa perlu diketahui tentang data hasil penilaian setiap siswa
untuk setiap bidang studi, dan juga tentang kemampuan setiap siswa
secara keseluruhan dibandingkan dengan kemampuan teman yang lain. 103
Data-data lain yang biasa diperlukan dalam penerapan inovasi di sekolah
antara lain:
- pemahaman dan partisipasi individu terhadap program yang ada
- pengertian tentang program yang baru
- tingkat kemajuan tentang program baru
- analisis kemudahan dan kesukaran untuk mencapai tujuan
- penilaian terhadap bahan media instruksional yang diproduksi sekolah
- jumlah dan macam diagnostik tes dari siswa
- perubahan penampilan (performance) siswa berdasarkan instrumen
yang telah dibakukan
- perubahan isi kurikulum dan organisasi kurikulum
- pandangan para ahli tentang hasil pengamatannya terhadap program
baru.
Perlu diperhatikan juga hubungan inovasi dengan lembaga-lembaga di luar
sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Perubahan atau
inovasi di sekolah dapat menimbulkan pertanyaan atau mungkin mendapat
tantangan dari berbagai pihak, misalnya pemerintah daerah, universitas,
organisasi guru, dan sebagainya. Maka sebelum mengadakan inovasi
badan atau lembaga di luar sekolah yang ada hubungannya dengan aturan
atau pengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan perlu dihubungi dan diberi
penjelasan lebih dahulu. 104
(6) Gunakan kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau lembaga yang
lain.
Pengalaman sekolah yang telah menerapkan inovasi dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pelaksanaan inovasi di
sekolah. Meskipun penentuan apa yang harus dilakukan harus berdasarkan
kondisi dan situasi di sekolah sendiri. Ada sepuluh hal yang dapat dipakai
untuk melancarkan penerapan inovasi di sekolah sebagai berikut:
(a) Gunakan guru penasehat. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan setiap kelompok memiliki guru penasehat tersendiri. Guru
penasehat akan membantu siswa dalam melaksanakan program
belajarnya.
(b) Sediakan pilihan (option). Dalam pengelolaan program belajar perlu
disediakan berbagai macam pilihan baik mengenai mata pelajaran yang
harus diambil ataupun cara belajarnya. Makin banyak pilihan berarti
makin melayani adanya perbedaan individual anak.
(c) Mengembangkan material (bahan media). Sebagai konsekuensi dengan
adanya pilihan cara belajar perlu dikembangkan berbagai macam
media instruksional.
(d) Merevisi kurikulum dengan menggunakan mini courses (kursus
singkat). Dalam pelaksanaan revisi kurikulum digunakan dengan
kursus dalam berbagai aspek kurikulum. Kursus singkat tentang 105
penilaian, cara membuat persiapan, cara menyusun tes, dan
sebagainya.
(e) Membuat tempat belajar yang lebih baik dalam gedung yang ada. Agar
siswa dapat belajar dengan tenang perlu disediakan tempat-tempat
belajar khusus dalam gedung yang ada. Misalnya dibuatkan ruang
tempat belajar sendiri, tempat belajar kelompok, dan sebagainya.
(f) Buatlah jadual yang fleksibel. Tidak harus semua kegiatan dengan
jadual jam yang sama. Untuk pelajaran yang banyak menggunakan
latihan/praktek perlu waktu yang lebih lama dari pelajaran yang hanya
dengan ceramah, dan sebagainya.
(g) Ditingkatkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Banyak
keadaan atau alam yang ada di sekitar dapat didayagunakan sebagai
sumber belajar. Siswa diberi tugas untuk mengamati dan mengadakan
wawancara dengan warga masyarakat dalam melakukan kegiatan
belajar.
(h) Diadakan penilaian program penerapan inovasi.
(i) Diadakan penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa. Dengan laporan
dapat diketahui sejauh mana hasil penerapan inovasi terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa.
(j) Dibuat team supervisi. Untuk mengawasi kegiatan dibuat team yang
tiap anggota bertugas untuk mengawasi bidang tertentu, keamanan, 106
ketertiban, kebersihan, dan sebagainya. Kepla sekolah dapat
mencurahkan pengawasan pada kegiatan belajar mengajar.

(7) Berbuatlah secara positif untuk mendapatkan kepercayaan
Dunia pendidikan sangat berat menghadapi tantangan perubahan jaman.
Dunia komersial menghabiskan jutaan dolar untuk merubah kebiasaan
masyarakat, dan dikalangan politik menghabiskan sejumlah besar uang
untuk menjaga kestabilan kekuasaan dan pemerintahan, tetapi di dunia
pendidikan sukar untuk memperoleh dana guna mengadakan
pembaharuan. Namun demikian pimpinan pendidikan harus melakukan
langkah atau mensukseskan usahanya yaitu:
(a) Kepala sekolah harus benar-benar memahami apa yang perlu
dilakukan untuk perbaikan sekolahnya.
(b) Kepala sekolah harus menghayati kenyataan bahwa inovasi memang
perlu diadakan untuk perbaikan.
(c) Kepala sekolah harus yakin bahwa memang sekolah ini tepat untuk
menerapkan inovasi. Inovasi dapat dilakukan di sekolah ini.
(d) Kepala sekolah harus banyak mencurahkan waktu dan tenaganya baik
untuk kegiatan di sekolah, di luar sekolah, dan si masyarakat yang
memerlukan tenaganya, guna menjalin hubungan yang akrab dengan
segala pihak, agar mau mengerti dan memebrikan bantuan untuk
kelancaran program inovasi. Tidak mungkin inovasi akan berhasil jika 107
kepala sekolah hanya duduk di kantornya, tanpa mau berbuat dengan
cepat dan tepat sesuai dengan keprluan.

(8) Menerima tanggungjawab pribadi.
Termasuk kelompok yang manakah anda? Apakah anda termasuk
kelompok yang memuja masa depan dengan penuh gagasan indah yang
belum terlaksanakan?, Apakah anda termasuk kelompok pengenang hari
indah di masa lalu dan berdoa semoga kejayaan masa lalu akan kembali?,
atau termasuk kelompok yang hanyut pada kesukaan masa kini?.
Kelompok-kelompok itu rupanya tetap ada di masa kini dan mengelilingi
kehidupan kita. Dan bagaimana tentang anda. Dimanakah anda harus
berada dari kontinum ketiga kelompok itu?
Anda perlu mendapatkan tempat dan juga peranan kepala sekolah anda
dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan dengan sangat
cepat. Kepala sekolah, guru, dan siswa akan menjumpai tantangan yang
sangat komplek pada tingkat dimana mereka bekerja atau belajar.
Tujuannya ialah bukan untuk menciptakan kesukaran dalam hidup,
walaupun itu juga perlu dan memang merupakan kenyataan, tetapi tujuan
yang hendaknya dikejar ialah mencapai kepuasan yang diperoleh karena
telah berbuat sesuatu yang sifatnya konstruktif untuk membantu
membangun dunia indah di masa kini dan masa yang akan datang.
108
(9) Usahakan adanya pengorganisasian kegiatan yang memungkinkan
terjadinya kepemimpinan yang efektif.
Problem yang dihadapi oleh kepala sekolah sangat kompleks. Perlunya
kepemimpinan yang mantap dan konsisten dewasa ini sangat terasa karena
kepala sekolah selalu dikepung oleh berbagai macam tantangan. Baik dari
pemerintah berupa instruksi atau peraturan-peraturan yang harus
dilaksanakan, dari organisasi guru berupa saran perbaikan, dari kelompok
masyarakat atau persatuan orng tua siswa berupa permintaan peningkatan
kualitas hasil pendidikan di sekolah, atau mungkin juga dari berbagai
yayasan pendidikan. Namun demikian banyak juga kepala sekolah yang
tetap bersikap positif dan mampu melaksanakan kepemimpinan yang
produktif, disela-sela berbagai macam tantangan dan permasalahan yang
harus dipecahkan.
Agar kepala sekolah dapat melaksanakan program inovasi dengan efektif
dalam menghadapi berbagai macam tantangan tersebut, perlu digunakan
sistem pengorganisasian yang tepat. Berdasarkan pengalaman para
pelaksana ”Model Schools Project” di Amerika Serikat, disarankan
digunakannya ”Team Manajemen Pengawasan” (Supervisory –
Management = S – M Team). Ada dua elemen dasar dalam team S – M
untuk meningkatkan kepemimpinan sekolah. Pertama, peranan
kepemimpinan harus disebarluaskan melalui perluasan konsep team
mansjemen-pengawasan. Kedua, team S – M harus menggunakan 109
pendekatan partisipatif dalam membina hubungan dengan segenap
personal di sekolah maupun dengan warga masyarakat.
Untuk sekolah yang kecil atau struktur organisasinya tanpa ada bagian-
bagian, maka semua guru atau personel sekolah ikut sertakan dalam
pembuatan perencanaan, pembuatan keputusan serta menilai
perkembangan serta bagian program pendidikan. Pada sekolah yang besar
pejabat bagian pendidikan (eduactional department) bekerja sama dengan
team S – M, untuk menunjukkan minat guru serta memperhatikan fungsi
manajemen-pengawasan pada semua sekolah. Kegiatan untuk
meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar, dilakukan oleh semua
personalia sekolah, sesuai dengan bidang garapannya masing-masing.

(10) Mencari jawaban atas beberapa pertanyaan dasar tentang
inovasi di sekolah
Tujuan utama inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas
sekolah. Tanda-tanda sekolah yang kualitasnya baik antara lain proses
belajar mengajar efektif, prestasi hasil belajar siswa tinggi, para guru
memepunyai waktu yang cukup banyak serta kondisi yang baik
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, kepala sekolah
menggunakan sebagian besar waktunya untuk bekerja lebih akrab dengan
siswa dan guru serta selalu berusaha untuk memperoleh balikan guna
meningkatkan kualitas sekolah. Setiap orang yang bekerja di sekolah 110
melakukan tugasnya sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk
mengembangkan karirnya.
Inovasi atau perubahan di sekolah seharusnya untuk meningkatkan
kualitas sekolah, tetapi sering terjadi perubahan sekolah diadakan dengan
tujuan yang tidak benar yaitu untuk membantu kelompok orang tertentu
dengan biaya atas nama sekolah. Kejadian seperti itu harus dihindari
jangan sampai terjadi, karena akan sangat merugikan nama sekolah.
Inovasi diadakan untuk kemajuan sekolah.
Inovasi untuk meningkatkan kualitas sekolah bagaimana kepala sekolah
bekerjasama dengan komite sekolah dalam menghadapi ujian nasional
diadakan waktu tambahan belajar (les) siswa, memperbaiki sarana belajar
dan menambah ruang kelas sebagai wujud partisipasi masyarakat untuk
sekolah.

LATIHAN
Setelah anda mempelajari materi dalam modul ini, anda harus melakukan
tugas, latihan yang dirancang dari materi modul ini, supaya anda lebih
memperdalam pemahaman materi yang diuraikan dalam modul ini. Tugas/latihan
yang harus anda lakukan dengan cara mendiskusikan dengan teman anda atau
teman sejawat yaitu:
1. Sebutkan 5 macam karaketristik inovasi menurut Rogers?
2. Jelaskan tentang keuntungan relative? 111
3. Jelaskan pengertian tentang kompatibel?
4. Jelaskan pengertian kompleksitas dalam inovasi?
5. Jelaskan pengertian triabilitas dalam inovasi ?
6. Jelaskan bahwa inovasi itu dapat diamati?
7. Sebutkan macam-macam strategi inovasi?
8. Jelaskan strategi fasilitatif dalam inovasi?
9. Jelaskan strategi pendidikan dalam inovasi?
10. Jelaskan strategi bujukan dalam inovasi?
11. Jelaskan strategi paksaan dalam inovasi?

PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
1. Rogers mengemukakan 5 macam karakteristik inovasi yaitu: keuntungan
relative, kompatibel, kompleksitas, triabilitas, dan dapat diamati
2. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat
diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial
(gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya
inovasi.
3. Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak
sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan 112
diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Misalnya
penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan
agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebar
inovasi akan terhambat.
4. Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti
dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi
yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses
penyebarannya. Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui tentang
teori penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh
kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan diminum, karena air
yang tidak dimasak jika diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja
ajakan itu sukar diterima. Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin
cepat diterima oleh masyarakat.
5. Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima. Suatu inovasi yantg dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat
daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Misalnya penyebarluasan
penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika
masyarakat dapat mencoba dulu menanam dan dapat melihat hasilnya.
6. Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil
inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat
diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, 113
akan lama diterima oleh masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan
bibit unggul padi, karena petani dapat dengan mudah melihat hasil padi yang
menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk memutuskan mau
menggunakan bibit unggul yang diperkenalkan. Tetapi mengajak petani yang
buta huruf untuk mau belajar membaca dan menulis tidak dapat segera
dibuktikan karena para petani sukar untuk melihat hasil yang nyata
menguntungkan setelah orang tidak buta huruf lagi.
7. Macam-macam strategi inovasi yaitu: : strategi fasilitatif (facilitative
strategies), strategi pendidikan (reducative strategies), startegi bujukan
(persuative strategies), dan strategi paksaan (power strategies).
8. Strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah
ditentukan, diuatamakan peneyediaan fasilitas dengan maksud agar program
perubahan sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar.
9. Strategi pendidikan berarti untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara
menyampaikan fakta dengan maksud orang akan menggunakan fakta atau
informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dialkukan
10. Strategi bujukan, artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara
memebujuk (merayu) agar sasaran perubahan (klien), mau mengikuti
perubahan sosial yang direncanakan
11. Strategi paksaan, artinya dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan)
untuk mencapai tujuan perubahan
114
RANGKUMAN
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Rogers mengemukakan 5 macam
karakteristik inovasi yaitu: keuntungan relative, kompatibel, kompleksitas,
triabilitas, dan dapat diamati. Demikian berbagai macam atribut inovasi yang
dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan
memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisa inovasi pendidikan
yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya
untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.
Macam-macam strategi inovasi yaitu: strategi fasilitatif (facilitative
strategies), strategi pendidikan (re-educative strategies), strategi bujukan
(persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies). Dalam
pelaksanaan program perubahan sosial sering juga dipakai kombinasi antara
berbagai macam strategi, disesuaikan dengan tahap pelaksanaan program serta
kondisi dan situasi klien pada berlangsungnya proses pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak perubahan sosial.

No comments: